Review Cerpen

 Take Home UAS Semester 1

Nama: Depitra Laelatul Putri

Kelas: PAI 1B

Mata Kuliah: Bahasa Indonsia

Tugas: Review Cerpen Damai Itu dan Kesombongan Pak Hala


Cerpen 1

Judul Cerpen: Damai Itu

Penulis: Heri Mohamad Tohari

       Cerpen Damai Itu adalah cerpen yang memihak kepada seorang anak yang kurang diperhatikan oleh orang tuanya dan sangat kontroversial. Pada awal cerita saja mengandung kalimat yang menyatakan bahwa kesederhanaan dan kedamaian begitu kuat bergelayut di dalam sosok anak itu.

       Halaman terfavorit saya terdapat pada halaman 163 tentang seorang anak yang berkembang dari pemikirannya dan permenungan yang luar biasa. Sampai-sampai melahirkan simbol tanda tangan yang sangat sederhana “Tidak lebih huruf O yang dipotong. Seperti sebuah planet yang dibalut oleh sebuah cincin. Atau dikenal sebagai planet Sturnus”.

       Tokoh paling favorit di cerpen Damai Itu adalah orang tua Otong. Karena mereka memang sederhana. Bapaknya seorang kuli pasir dan batu di sungai. Sedangkan ibunya seorang buruh cuci yang aktifitasnya dilakukan di sungai pula.

       Pesan moral dalam cerpen Damai Itu yang saya baca adalah sebagai orang tua tidak boleh mengacuhkan anaknya dan harus mencerminkan sikap baik di depan anaknya. Setelah saya membaca cerpen ini perlakuan atau sikap orang tua sangat mempengaruhi perkembangan anak, karena anak suka meniru terhadap lingkungannya.

       Cerpen ini sesuai dengan apa yang saya pikirkan dan cukup menarik. Terlebih, cerpen ini dapat dimiliki oleh siapa pun.

       Gaya atau teknis kepenulisan sang penulis dalam menulis bukunya mudah dipahami, itupun harus berpikir dulu sebab banyak terdapat istilah asing yang membuat saya berpikir dua kali. Tapi, kesimpulannya sangat enak dibaca.

       Tempat yang diceritakan oleh penulis membuat saya seolah-olah ada ditempat tersebut. Jadi seperti sedang berada di sungai walaupun hanya dari imajinasi. Kejadian yang penulis tulis sangat mengalur dan tidak lompat-lompat ceritanya. Alurnya sangat sesuai dan tidak membuat pembaca bingung.

       Membaca cerpen ini tentu saja luar biasa sekali ceritanya. Cerpen ini rekomendasi buat kalian, khususnya orang tua dan calon orang tua untuk memiliki cerpen ini. Harapan saya kepada penulis semoga terus berkarya dan melahirkan karya-karya lainyya yang jauh luar biasa.


Cerpen 2

Judul Cerpen: Kesombongan Pak Hala

Penulis: Heri Mohamad Tohari

       Cerpen Kesombongan Pak Hala adalah cerpen yang memihak kepada seorang Kyai yang sombong dan supir Elf Mikro pemabuk serta suka judi. Cerpen ini sangat kontroversial, karena pada awal cerita saja mengandung kalimat yang menyatakan bahwa malaikat yang sedang menghantam seseorang hingga tersungkur. 

       Halaman terfavorit saya terdapat pada halaman 181 dan 182 tentang perlakuan baik ataupun buruk tidak dapat menentukan pahala dan surga. “Penumpang jumatmu ternyata telah lalai dari mengingat Allah karena kamu. Ingatlah bahwa kamu telah gagal membawa penumpangmu dalam mengingat Allah. Bukankah tujuan dari penghambaan kepada Sang Khalik itu adalah dengan cara mengingat Allah?!. sungguh laknat orang yang melalaikan umatnya di jalan Allah. Kau begitu sibuk menghitung-hitung pahala. Padahal kau telah lalai. Kau begitu sibuk menghujat para kapitalis di negeri lain, sedangkan kamu seorang kapitalis penghitung pahala yang melupakan esensi dari ibadah itu sendiri yakni ingat kepada Allah. Pergilah kau ke neraka kembali…”   

       Tokoh paling favorit di cerpen Kesombongan Pak Hala adalah malaikat. Karena malaikat memang sangat teliti dan malaikat utusan Allah sebagai pencatat amal baik ataupun amal buruk manusia, sehingga malaikat dapat meminta pertanggungjawaban terhadap manusia secara jelas dan adil.

       Pesan moral dalam cerpen Kesombongan Pak Hala yang saya baca adalah sebagai makhluk Allah tidak boleh sibuk hanya untuk menghitung-hitung pahala dan sibuk menghujat para kapitalis lain. Jangan sampai menghitung pahala sehingga membuat lupa akan esensi dari ibadah itu sendiri. Setelah saya membaca cerpen ini sikap sombong terhadap diri kita sendiri perlu kita jauhi, karena kesombongan sangat mempengaruhi terhadap esensi ibadah. Cerpen ini sesuai dengan apa yang saya pikirkan dan cukup menarik. Terlebih, cerpen ini dapat dimiliki oleh siapa pun.

       Gaya atau teknis kepenulisan sang penulis dalam menulis bukunya sangat mudah dipahami, sebab teks pada cerpen tersebut menggunakan bahasa logis sehingga sangat mudah di mengerti dan enak dibaca.

       Tempat yang diceritakan oleh penulis membuat saya seolah-olah ada ditempat tersebut. Jadi seperti sedang berada di dalam Elf Mikro yang di kemudi oleh pemabuk, sehingga membuat saya mual tanpa sebab. Kejadian yang penulis tulis ceritanya sangat mengalur dan tidak melompat-lompat. Alurnya sangat sesuai dan tidak membuat pembaca bingung.

       Membaca cerpen ini tentu saja luar biasa sekali ceritanya. Cerpen ini rekomendasi buat kalian, khususnya pelajar dan pekerja untuk memiliki cerpen ini. Harapan saya kepada penulis semoga terus berkarya dan melahirkan karya-karya lainya yang jauh luar biasa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prolematika Kemiskinan dan Literasi Masyarakat

Review Novel Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck